Perawatan Rem Cakram

Memang saat rem motor tidak memiliki masalah maka perasaan anda pasti akan lebih tenang.
Anda jadi bebas melakukan kegiatan sehari-hari ataupun touring bersama rekan-rekan sejawat.
Tapi bagaimana jika sistem pengereman pada kendaraan yang akan digunakan mengalami
masalah. Sebaiknya anda jangan paksakan keinginan anda karena hanya akan membuat
masalah nantinya.
Agar komponen dari rem bisa bekerja maksimal maka perawatan secara berkala adalah hal
yang sangat penting untuk dilakukan. Biasanya untuk pengecekan berkala pada sistem
pengereman yang menggunakan cakram dilakukan 6 bulan sekali. Pengecekan berkala ini tidak
terlalu rumit, bisa dilakukan sendiri di rumah.
Untuk melakukan pengecekan terhadap sistem pengereman yang menggunakan cakram,
perangkat yang perlu dipersiapkan adalah obeng min (-), kunci L ukuran 5, kunci pas dan sikat
kawat.
1.  Lepaskan dua baut pada kaliper dengan menggunakan obeng min (-). Karena dibawah baut
tersebut terdapat baut L yang berfungsi sebagai baut sliding untuk kampas rem. Lalu lepaskan
kaliper dari cakram dengan membuka baut dengan kunci pas.
2. Setelah kaliper terlepas dari cakram, kemudian lepas juga bracket rem. Jika bracket kering,
bisa diberi oli. Bila itu sudah dilakukan maka anda harus memeriksa piston dari kaliper. Apabila
terdapat debu pada piston sebaiknya anda bersihkan dengan menggunakan sikat kawat.
Setelah bersih maka teteskan oli untuk mempermudah gerakan piston. Tapi perlu diperhatikan
bila hal itu sudah dilakukan, lalu cek piston dengan cara menekan piston. Bila masih bisa
bekerja maka berarti tidak ada masalah. Tapi bila dengan menggunakan kekuatan tangan
sudah sulit bekerja maka terdapat masalah pada kaliper.
3. Jika kampas rem sudah aus maka secepatnya ganti dengan yang baru agar lebih aman.
Jangan lupa untuk mengecek oli rem yang terdapat pada master rem, bila isinya berkurang
tambahkan dengan oli rem yang sesuai dengan kendaraan roda dua.

Sumber : HMTC (Hartomo Mechanical Training Centre)

Perawatan rantai motor yang benar

mungkin anda sudah mengenal apa itu rantai atau gear?saya tidak perlu menjelaskan panjang lebar mengenai rantai atau gear, yang perlu diperhatikan anda harus lebih teliti di saat beli gir set asli atau rantai motor original. karena banyaknya rantai atau gear palsu yang banyak beredar di bengkel.

Mengapa saya harus merawat rantai sepeda motor?
Pemeliharaan berkala rantai sepeda motor, bersamaan dengan penggantian oli dan pengecekan ban adalah bagian penting dalam berkendaraan yang aman. Rantai sepeda motor tidak terlepas dalam aktifitas berkendaraan, karena mempunyai fungsi sangat penting yaitu memindahkan tenaga dari mesin ke roda kendaraan. Pengecekan dan pemeliharaan yang salah dapat merusak dan mengurangi kemampuan sepeda motor anda, bahkan dapat membahayakan perjalanan anda.
Bagaimana berkendara nyaman dan rantai aman?
Penggunaan pelumas yang benar sangat disarankan untuk kenyamanan berkendara motor dan keamanan rantai. Gunakan pelumas yang dikhususkan untuk rantai motor. Tujuannya selain untuk mereduksi keausan rantai dan gir karena adanya gesekan, juga pemberian pelumas dapat membuat umur rantai lebih lama.
Resiko apa jika rantai motor rusak?
Bersihkan rantai dari debu dan kotoran. Umumnya debu dan kotoran melekat pada rantai akibat penggunaan pelumas yang salah. Oli bekas tidak disarankan untuk digunakan pada rantai karena mengundang debu dan kotoran. Hal ini yang mempercepat keausan atau rusak pada gir atau rantai dan berpengaruh terhadap kekuatan rantai motor yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
berikut adalah tips dan trik bagaimana caranya untuk merawat rantai sepeda motor yang benar agar rantai motor kita selalu awet dan nyaman saat digunakan berkendara, terutama bagi pengendara yang doyan banget sama touring motor/perjalanan jauh. dan yang perlu diperhatikan ada 3 hal dan penting yang harus selalu dilakukan, yaitu pengecekan, penyetelan, dan perawatan:
1.Periksa kondisi gir atau rantai apakah kendur atau tidak, lakukanlah penyetelan dengan mengendurkan baut swing arm dan menyetel rantai dengan jarak antara 8 - 11 mm.
2.bersihkan rantai dengan minyak pembersih, misalnya menggunakan solar.
3.Perhatikan kondisi penutup rantai apakah kondisinya terpasang dengan baik, sebab apabila kondisi penutup rantai yang tidak terpasang dengan baik, disamping membahayakan dapat juga menyebabkan suara berisik gesekan antara rantai dan penutup.
4.Berilah pelumas secukupnya, karena pelumas yang berlebihan juga membahayakan. bisa menetes ke ban dan membuat ban selip.




Perawatan rantai motor yang benar

mungkin anda sudah mengenal apa itu rantai atau gear?saya tidak perlu menjelaskan panjang lebar mengenai rantai atau gear, yang perlu diperhatikan anda harus lebih teliti di saat beli gir set asli atau rantai motor original. karena banyaknya rantai atau gear palsu yang banyak beredar di bengkel.

Mengapa saya harus merawat rantai sepeda motor?
Pemeliharaan berkala rantai sepeda motor, bersamaan dengan penggantian oli dan pengecekan ban adalah bagian penting dalam berkendaraan yang aman. Rantai sepeda motor tidak terlepas dalam aktifitas berkendaraan, karena mempunyai fungsi sangat penting yaitu memindahkan tenaga dari mesin ke roda kendaraan. Pengecekan dan pemeliharaan yang salah dapat merusak dan mengurangi kemampuan sepeda motor anda, bahkan dapat membahayakan perjalanan anda.
Bagaimana berkendara nyaman dan rantai aman?
Penggunaan pelumas yang benar sangat disarankan untuk kenyamanan berkendara motor dan keamanan rantai. Gunakan pelumas yang dikhususkan untuk rantai motor. Tujuannya selain untuk mereduksi keausan rantai dan gir karena adanya gesekan, juga pemberian pelumas dapat membuat umur rantai lebih lama.
Resiko apa jika rantai motor rusak?
Bersihkan rantai dari debu dan kotoran. Umumnya debu dan kotoran melekat pada rantai akibat penggunaan pelumas yang salah. Oli bekas tidak disarankan untuk digunakan pada rantai karena mengundang debu dan kotoran. Hal ini yang mempercepat keausan atau rusak pada gir atau rantai dan berpengaruh terhadap kekuatan rantai motor yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
berikut adalah tips dan trik bagaimana caranya untuk merawat rantai sepeda motor yang benar agar rantai motor kita selalu awet dan nyaman saat digunakan berkendara, terutama bagi pengendara yang doyan banget sama touring motor/perjalanan jauh. dan yang perlu diperhatikan ada 3 hal dan penting yang harus selalu dilakukan, yaitu pengecekan, penyetelan, dan perawatan:
1.Periksa kondisi gir atau rantai apakah kendur atau tidak, lakukanlah penyetelan dengan mengendurkan baut swing arm dan menyetel rantai dengan jarak antara 8 - 11 mm.
2.bersihkan rantai dengan minyak pembersih, misalnya menggunakan solar.
3.Perhatikan kondisi penutup rantai apakah kondisinya terpasang dengan baik, sebab apabila kondisi penutup rantai yang tidak terpasang dengan baik, disamping membahayakan dapat juga menyebabkan suara berisik gesekan antara rantai dan penutup.
4.Berilah pelumas secukupnya, karena pelumas yang berlebihan juga membahayakan. bisa menetes ke ban dan membuat ban selip.



Asal Muasal Geng motor




Sperti yg sdh dkenal, ada empat geng motor yg eksis di bdg: XTC (Exalt to
Coitus), Moonraker, GBR (Grab on Road) n Brigez (Brigade Seven). Mereka punya
anggota lebih dari 1000 org (kaya MLM aja ya? hehe..)
Ok, kita mulai dari Moonraker (M2R). Geng ini dibentuk thn ‘78, nama
Moonraker diambil dari film James Bond. Awalnya mereka mengusung bendera
berwarna putih-biru-merah dengan gambar palu arit di tengahnya. Berhubung
Indonesia melarang ideologi PKI, mereka lalu mengganti benderanya dengan warna
merah-putih-biru, bersimbol kelelawar. Gambar ini mereka adopsi dari
lambang “Hell Angel”, sebuah kelompok motor di Amerika Serikat. Kelompok ini
konsisten dengan sistem organisasinya. Setiap tahun ganti pengurus dan membuat
program kerja. Struktur Organisasinya terdiri atas Divisi Balap, Panglima
Perang (Paper), dan Tim SWAT a.k.a regu penyelamat. Di Moonraker
sendiri, Panglima Perang bertugas mengkoordinir anggota pada saat
tawuran, atau sebagai pembuat keputusan pada saat terjadi bentrok dengan geng
lain. Jika ada keputusan perang, informasi menyebar ke seluruh anggota paling
lama dalam waktu 24 jam (jigana mah make jarkom).

Quote:
XTC punya anggota lebih
banyak dari Moonraker. XTC atau Exalt To Coitus lahir thn ‘82.
Belakangan nama itu diganti menjadi Exalt To Creativity, karena nama
semula agak berbau porno ceunah. Bendera mereka berwarna paling atas putih-biru
muda-biru tua. Di tengahnya ada gambar lebah yang melambangkan solidaritas
antar anggota. Mereka kini mendirikan Sexy Road Indonesia, kumpulan
gengster XTC se-Indonesia yang berpusat di Bandung, untuk memfasilitasi
anggotanya yang sudah melebihi 10.000 orang. Moonraker, Brigez dan GBR musuhan
ma XTC. Brigez kayanya yg jadi musuh bubuyutan XTC. Asal muasal terjadinya
permusuhan tidak jelas. Baik XTC maupun Brigez menyatakan perang satu sama lain
hingga saat ini, jigana teu kudu aya masalah tiap ketemu langsung hajar..
TAHUN 1980-an juga ditandai
kelahiran Brigez dan GBR. Brigez lahir di SMUN 7 Bandung (saha
yeuh nu sakola di dieu?), sesuai dengan namanya Brigade Seven. Geng ini
merupakan rival terberat XTC. Dulu geng ini hanya beranggotakan tidak lebih
dari 50 motor. Kini pengikutnya mencapai ribuan motor dan tersebar di berbagai
daerah di Jawa Barat. Sistem organisasinya ga jelas. ga ada pengurus, hanya ada
ketua yang bertugas mengkoordinir saja. Warna bendera negara Irak tanpa huruf
Arab di tengahnya, menjadi lambang identitas kelompok ini dengan kelelawar
hitam sebagai simbolnya. Nama Brigez sering diplesetin jadi Brigade Setan
ato Brigade Senja, karena mereka sering nongkrong senja hari (jiga
kereta wae nya?)

Bersamaan dengan
Brigez, muncul pula Grab on Road (GBR). Yang berbeda, geng ini
dilahirkan di lingkungan SMPN 2 Bandung. Mereka tak rikuh kebut-kebutan,
padahal SIM juga belom punya (how come?). Geng ini mengidentifikasi diri dengan
segala sesuatu berbau Jerman (???), paling tidak warna benderanya
hitam-merah-kuning (urutan dari atas ke bawah).

MASUK ke dalam komunitas ini
tidak cuma-cuma. Calon anggota Moonraker, misalnya, diwajibkan bawa motor tanpa
rem dari Lembang hingga Jalan Setibudhi Bandung (nyetir ato ngadorong nya?).
Jaraknya sekitar 15 kilometer (saha nu wani?). Kalau tidak disuruh ngebut tanpa
rem, anak baru dipaksa berkelahi dengan seniornya. Pendeknya, mereka tampil
pada panggung kehidupan sosial dengan menawarkan model-model kekerasan. Diakui
atau tidak, itulah pola yang terbentuk melalui berbagai gerakan yang mereka
tampilkan. Tindakan kekerasan seperti kebutuhan spritual untuk membentuk
identitas kelompoknya.

Ada juga
inisiasi yang lain. Untuk menjadi anggota senior, misalkan. Ia tidak cukup
dengan berapa lama dia bergabung di geng itu, tapi butuh pembuktian bahwa orang
itu berani melakukan hal yang paling beresiko sekalipun. Semakin tinggi resiko
yang dia ambil, semakin tinggi pula penghormatan atas dirinya Senior adalah
kedudukan penting bagi geng. Seorang senior mempunyai keleluasaan dalam hal
apapun. Ia juga mempunyai hak menentukan keputusan terhadap para junior.
Kedudukan senior bahkan lebih tinggi di atas ketua geng. Senior bisa memutuskan
salah atau benar dan menghukum junior dengan caranya sendiri.

Geng Motor ”Membakar” Jalanan Kota Bandung Geng Motor ”Membakar” Jalanan Kota Bandung

BRIGEZ, XTC, Moonraker (M2R), dan GBR. Sebagian besar warga Bandung langsung mengenalnya sebagai geng motor. Nama-nama itu tersebar dalam bentuk coretan cat semprot di tempat-tempat umum seperti dinding, jembatan, hingga rolling door. Ada juga yang mengenalnya dari berita-berita kriminal, baik di koran, TV, atau dari mulut ke mulut. Keempat nama itu merupakan bagian dari sejumlah klub atau geng motor yang masih eksis di Kota Bandung.

Belakangan, dua geng yang namanya masih mencuat ialah Brigez dan XTC. “Perang” geng antarkeduanya kerap terjadi. Terkadang meminta korban luka hingga korban jiwa. Kasus terakhir, tewasnya Sandy Kurnia alias Tile saat terjadi ”perang” geng motor Brigez dan XTC di Jln. Saturnus Raya, Bandung, Sabtu, 11 Agustus 2007 lalu.

Mencari tahu penyebab “perang” antargeng motor, gampang-gampang susah. Ada beberapa versi pemicu awal “perang” antargeng. Dari wawancara ”PR” dengan sejumlah pentolan geng motor, semua mengerucut pada satu peristiwa antara tahun 1989 atau 1990 (sumber ”PR” lupa tahun persisnya).

Dipicu oleh pertengkaran antara Erdin (Ketua GBR saat itu) dengan Abuy (XTC), yang berujung pada perkelahian di kawasan Dago. Usai perkelahian, Abuy membawa kabur motor Yamaha RX King milik Erdin. ”Dulu, perkelahian memang antarpribadi, satu lawan satu,” ucap D’Cenk, pentolan XTC tahun 1980-an yang kini menjadi pengajar.

Keduanya lalu didamaikan anak-anak XTC lainnya. Motor milik Erdin dikembalikan, tetapi tanpa lampu depan. Saat diminta, Abuy tidak mau mengembalikannya. ”Dari sana terpatri di benak anak-anak GBR bahwa XTC musuh GBR,” tutur D’Cenk yang tidak mau ditulis nama aslinya.

Pada pertengahan tahun yang sama, suatu malam, anak-anak XTC bertemu dengan GBR di Jln. Supratman Bandung. Versi D’Cenk, GBR sepertinya telah menyiapkan peralatan “perang” di antaranya batu, samurai, kapak, balok dan lain-lain. ”Kita tidak siap apa-apa. Paling hanya double stick dan rantai,” katanya.

Geng XTC mengejar GBR dan berhenti di sekitar Gasibu. ”Mereka pura-pura kabur dan sengaja dibawa ke Gasibu. Di sana, anggota mereka yang lainnya sudah siap. Kami kelabakan karena kalah jumlah. Teman kami Arif, tertinggal. Saat kami balik lagi ke tempat itu, dia sekarat. Sebelum meninggal, dia berpesan agar kematiannya dibalas. Itulah asal muasalnya,” kata D’Cenk.

Perseteruan GBR vs XTC kian melebar dan meminta banyak korban. Suasana kian keruh ketika geng-geng itu melibatkan atau meminta bantuan geng lainnya seperti Brigez atau Moonraker. Akhirnya, semua geng saling bermusuhan dan kerap terlibat tawuran hingga saat ini.

Menganiaya korban

Selain meminta korban sesama anggota geng, tindakan mereka juga mengambil korban masyarakat biasa. Tak salah jika masyarakat menyebut geng-geng motor tersebut tidak berbeda dengan perampok atau pencuri.

Tindak kejahatan yang dilakukan sebagian besar perampasan barang berharga milik korban, seperti uang, HP, dompet, hingga motor. Dalam aksinya, mereka tak segan-segan menganiaya korban.

Salah satu yang pernah “mencicipi” aksi kriminal geng motor ialah seorang penulis lepas di harian “PR”, Agus Rakasiwi. Dadanya ditusuk senjata tajam anggota geng motor yang hendak merampas dompet miliknya.

Geng motor memang merajai jalanan di Kota Bandung. Polisi pun dilawan, dan tak berkutik. Meski jabatan Kapolwiltabes Bandung beberapa kali diganti, aksi geng motor tak pernah bisa hilang.

Dulu, biasanya di setiap geng ada anggota yang memiliki beceng alias senjata api. ”Biasanya mereka anak-anak pejabat, polisi, atau ABRI (tentara). Makanya kita berani karena ada mereka-mereka itu,” tutur Diki alias Si Rajin (Si Raja Jin), anggota Brigez tahun 1980-an.

Mantan Komandan Perang Brigez itu mengatakan, senpi itu kerap dibawa saat penyerangan, tetapi hanya untuk menakut-nakuti. ”Tetap saja kita perangnya pakai balok kayu, batu, rantai, samurai, atau stik bisbol. Dan perlu saya garis bawahi, semua itu dilakukan untuk keperluan perang geng. Bukan tindak kriminal seperti sekarang yang korbannya masyarakat,” ucap pria beranak satu yang selalu bersikap kalem ini.

Dari waktu ke waktu, keberingasan geng motor memang mengarah ke tindak kriminal murni. Sejumlah sesepuh geng motor tidak menampik bahwa geng-geng motor sekarang bisa saja dijadikan sarana peredaran narkoba. ”Dulu saja banyak bandar yang menawarkan barangnya. Waktu itu zamannya putaw sedang tren. Harus diakui, ada beberapa anggota geng yang memakainya, bahkan menjualnya ke anggota geng lainnya,” kata Ocan Brigez.

Bukan tidak mungkin, geng-geng motor itu suatu saat nanti berkembang menjadi kelompok kejahatan yang terorganisasi.

Hal itu juga diamini oleh D’Cenk. Salah satu tindak kejahatan yang pernah dilakukan XTC di zaman kepemimpinan Irvan Boneng tahun 1995, yaitu merampok toko emas di Tasikmalaya. ”Makin ke sini, saya lihat tindakan mereka makin kriminal saja. Makanya, tahun 1991 saya menyatakan keluar dari XTC. Semua atribut yang berbau XTC mulai dari jaket, kaus, dan bendera, saya bakar. Sejak itu, saya tidak mau lagi berurusan dengan geng motor. Langkah saya itu diikuti sejumlah dedengkot XTC lainnya,” ucapnya.

Oleh karena itu, dia berharap polisi berani bertindak tegas terhadap geng motor sebelum mereka menjadi kelompok kejahatan terorganisasi. Mereka memang bisa saja ”membakar” jalanan Kota Bandung dengan segala aksi kriminal, layaknya geng motor Hell’s Angels yang ”membakar” jalanan di Benua Amerika.

Sumber: PR 2008

Geng Motor dari segi sosiologi dan hukum serta Solusi meminimalisir geng-geng motor.

Sebenarnya geng-geng motor sudah ada dari tahun 1978. Yang namanya melegenda saat itu adalah geng motor "M2R" atau Moonraker.
Ya, Bandung lautan gangster sudah mendarah daging dikarenakan sudah ada sejak dari dulu. Disaat geng motor & gangster diseluruh dunia sedang naik daun, seperti di Jepang tahun 70an geng motor lagi jaman, di Amerika gangster tahun 70an baru-baru naik, di Korea tahun 70an juga sama kaya di Jepang dan sama halnya dengan di Bandung tahun 70an ada Moonraker.

Pada saat acara Jambore otomotif yang diadakan oleh IMI kemarin sangat disayangkan terjadi bentrokan antar geng motor yang menelan korban. Hal ini mesti dijadikan pelajaran bagi seluruh insan bikers agar tidak mudah terprovokasi oleh oknum dari anggotanya sendiri. Dan siapa sebenarnya yang patut disalahkan ?

Dalam blog yang saya buat dan saya kutip dari beberapa artikel ini mungkin berguna bagi anda yang ingin mengetahui latar belakang dari para remaja yang mengikuti aktivitas daripada geng-geng motor.


1. Geng Motor Dari Segi Sosiologi Dan Hukum

Geng motor merupakan kelompok sosial yang memiliki dasar tujuan yang sama atau asosiasi yang dapat disebut suatu paguyuban tapi hubungan negatif dengan paguyuban yang tidak teratur dan cenderung melakukan tindakan anarkis. Salah satu kontributor dari munculnya tindakan anarkis adalah adanya keyakinan/anggapan/perasaan bersama (collective belief). Keyakinan bersama itu bisa berbentuk, katakanlah, siapa yang cenderung dipersepsi sebagai maling (dan oleh karenanya diyakini “pantas” untuk dipukuli) ; atau situasi apa yang mengindikasikan adanya kejahatan (yang lalu diyakini pula untuk ditindaklanjuti dengan tindakan untuk, katakanlah, melawan).
Dalam pendapatnya Radam diatas, media-massa dalam hal ini amat efektif menanamkan citra, persepsi, pengetahuan ataupun pengalaman bersama tadi. Maka, sesuatu yang mulanya kasus individual, setelah disebarluaskan oleh media-massa lalu menjadi pengetahuan publik dan siap untuk disimpan dalam memori seseorang. Memori tersebut pada suatu waktu kelak dapat dijadikan referensi oleh yang bersangkutan dalam memilih model perilaku. Adanya keyakinan bersama (collective belief) tentang suatu hal tersebut amat sering dibarengi dengan munculnya geng, simbol, tradisi, graffiti, ungkapan khas dan bahkan mitos serta fabel yang bisa diasosiasikan dengan kekerasan dan konflik.
Pada dasarnya kemunculan hal-hal seperti simbol geng, tradisi dan lain-lain itu mengkonfirmasi bahwa masyarakat setempat mendukung perilaku tertentu, bahkan juga bila diketahui bahwa itu termasuk sebagai perilaku yang menyimpang Adanya dukungan sosial terhadap suatu penyimpangan, secara relatif, memang menambah kompleksitas masalah serta, sekaligus kualitas penanganannya.
Secara perilaku, dukungan itu bisa juga diartikan sebagai munculnya kebiasaan (habit) yang telah mendarah-daging (innate) dikelompok masyarakat itu. Adanya geng-geng motor seperti “XTC, BRIGEZ, GBR, M2R”. Maka adanya pula kecenderungan peningkatan anarki di masyarakat, sadarlah kita bahwa kita berkejaran dengan waktu. Pencegahan anarki perlu dilakukan sebelum tindakan itu tumbuh sebagai kebiasaan baru di masyarakat mengingat telah cukup banyaknya kalangan yang merasakan “asyik”-nya merusak, menjarah, menganiaya bahkan membunuh dan lain-lain tanpa dihujat apalagi ditangkap.
Para pelaku geng motor memang sudah menjadi kebiasaan untuk melanggar hukum. “Kalau soal membuka jalan dan memukul spion mobil orang itu biasa dan sering dilakukan pada saat konvoi.
Setiap geng memang tidak membenarkan tindakan itu, tapi ada tradisi yang tidak tertulis dan dipahami secara kolektif bahwa tindakan itu adalah bagian dari kehidupan jalanan. Apalagi jika yang melakukannya anggota baru yang masih berusia belasan tahun. Mereka mewajarkannya sebagai salah satu upaya mencari jati diri dengan melanggar kaidah hukum. Kondisi seperti ini sangat memprihatinkan dan perlu penyikapan yang bijaksana. Dalam konteks penanganan kejahatan yang dilakukan anak-anak dan remaja masih diperdebatkan apakah sistem peradilan pidana harus dikedepankan atau penyelesaian masalah secara musyawarah (out of court settlement) tanpa bersentuhan dengan sistem peradilan pidana yang lebih dominan walaupun dalam sistem hukum pidana positif kita, penyelesaian perkara pidana tidak mengenal musyawarah.

Dalam kutipan dari sebuah artikel pikiran rakyat :
Betapa rentan dan lemahnya anak-anak atau remaja yang melakukan kejahatan dapat dilihat dari bunyi pasal 45 KUHP.
KUHP kita tidak memberi ruang sedikit pun untuk menyelesaikan kejahatan-kejahatan yang dilakukan anak selain melalui sistem peradilan pidana yang sering dikatakan selalu memberikan penderitaan kepada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya khususnya pelaku kejahatan baik pelaku dewasa maupun pelaku anak-anak dan remaja.
Peradilan pidana bagi anak-anak pelaku kejahatan mempunyai dua sisi yang berbeda, di satu sisi sebagaimana diakui konvensi anak-anak, bahwa anak-anak perlu perlindungan khusus. Di sisi lain, "penjahat anak-anak" ini berhadapan dengan posisi masyarakat yang merasa terganggu akibat perilaku jahat dari anak-anak dan remaja tersebut. Kemudian juga anak-anak dan remaja ini akan berhadapan dengan aparat penegak hukum yang secara sempit hanya bertugas melaksanakan undang-undang sehingga pelanggaran dan tata cara perlindungan terhadap pelaku anak, rentan terjadi.
Sebetulnya perhatian kita terhadap perlindungan anak-anak dan remaja pelaku kejahatan harus semakin meningkat. Dunia internasional pun sejak 1924 dalam deklarasi hak-hak anak kemudian diperbarui 1948 dalam deklarasi hak asasi manusia dan mencapai puncaknya dalam Deklarasi Hak anak (Declaration on The Rights of Child) 1958 menegaskan karena alasan fisik dan mental serta kematangan anak-anak, maka anak-anak membutuhkan perlindungan serta perawatan khusus termasuk perlindungan hukum.
Manakala anak-anak dan remaja pelaku kejahatan tersebut bersentuhan dengan sistem peradilan pidana, masyarakat meyakini bahwa mereka sedang belajar di akademi penjahat. Hasil yang dikeluarkan oleh sistem peradilan pidana hanya akan menghasilkan penjahat-penjahat baru.
Kegetiran ataupun masalah-masalah yang dihadapi anak dalam menghadapi sistem peradilan pidana tentu harus ada perhatian dan penyelesaian yang baik, namun kita juga tidak perlu mengabaikan terlaksana hukum dan keadilan, sebab peradilan menunjukkan kepada kita bahwa penyelesaian melalui pengadilan dilakukan secara benar (due process of law) demi kepentingan pelaku anak-anak dan remaja serta masyarakat di lain pihak.
Satu hal penting dalam peradilan anak adalah segala aktivitas harus dilakukan atau didasarkan prinsip demi kesejahteraan anak dan demi kepentingan anak itu sendiri tanpa mengorbankan kepentingan masyarakat mengingat setiap perkara pidana yang diputus pengadilan tujuannya adalah demi kepentingan publik. Akan tetapi, kepentingan anak tidak boleh dikorbankan demi kepentingan masyarakat
Dalam dunia akademis penanganan delik anak selalu terfokus kepada usaha penal dengan cara menggunakan hukum pidana dan usaha nonpenal yang lebih mengedepankan usaha-usaha di luar penggunaan hukum pidana (preventif). Pendekatannya lebih mengedepankan pendekatan khusus dengan alasan pertama bahwa anak yang melakukan kejahatan jangan dipandang sebagai seorang penjahat, tetapi harus dipandang sebagai anak yang memerlukan kasih sayang. Kedua, kalaupun akan dilakukan pendekatan yuridis hendaknya lebih mengedepankan pendekatan persuasif, edukatif, serta psikologi. Pendekatan penegakan hukum sejauh mungkin dihindari karena akan menjatuhkan mental dan semangat anak tersebut untuk kembali ke jalan yang benar. Ketiga, tata cara peradilan pidana kalaupun akan dilakukan haruslah benar-benar mencerminkan peradilan yang dapat memberikan kasih sayang kepada anak-anak dan remaja tersebut.
Perlindungan hukum terhadap anak-anak dan remaja yang melakukan tindak pidana telah diberikan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak di samping instrumen hukum internasional berupa konvensi-konvensi yang dikeluarkan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa seperti Beijing Rules. akan tetapi, secara subtansi masih terlihat bahwa UU tentang Pengadilan Anak ini masih mengedepankan penggunaan sanksi pidana baik pidana badan maupun pidana lainnya sehingga apa yang diharapkan kepada tindakan persuasif dan edukatif belum terlihat.
Dalam pengadilan anak semestinya dikembangkan konsep-konsep seperti famili model dalam sistem peradilan pidana, pelaku kejahatan apalagi anak-anak diperlakukan sebagai sebuah anggota keluarga yang tersesat dalam mengarungi kehidupan sehingga penyelesaiannya lebih mengedepankan memberikan kesempatan dan membimbing pelaku kejahatan supaya kembali lagi kepada kehidupan yang sejalan dengan norma masyarakat dan norma hukum.
Tidak kalah pentingnya dalam penanganan anak-anak delikuen apabila menggunakan sarana penal melalui sistem peradilan pidana adalah kesempatan menggunakan penasihat hukum atau access to legal council. Di samping hak-hak lain yang harus dibedakan dengan pelaku dewasa. Kesempatan anak-anak pelaku kejahatan menghubungi keluarganya harus dibuka lebar-lebar oleh polisi, jaksa, maupun pengadilan mengingat seluruh subsistem peradilan pidana ini pun mempunyai kewajiban memikirkan nasib anak-anak dan remaja pelaku kejahatan ini baik ketika menjalani hukuman maupun setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan.
Sebetulnya, ruang pengadilan yang ada sekarang ini tidak kondusif bagi peradilan pidana terhadap anak-anak delikuen. Harus diciptakan suasana ruang pengadilan yang betul-betul mencerminkan perlindungan hukum, perlindungan mental, dan suasana kasih sayang terhadap anak-anak dan remaja pelaku kejahatan sehingga kejadian terdakwa yang anak-anak menangis di pengadilan tidak terulang lagi. Pengadilan harus bisa menciptakan atau memutuskan perkara-perkara yang melibatkan anak-anak dan remaja ke arah putusan yang menjadikan pelaku anak itu menjadi baik serta menjamin hak-hak masyarakat tidak terabaikan.

2. Solusi Meminimalisir Geng-geng Motor.

Mengapa ada sebagian kalangan remaja yang mudah terbujuk untuk mengikuti geng motor?
Benarkah seluruh fenomena itu sekadar persoalan psikologis, ataukah justru lebih bercorak sosiologis?
Apabila problem sosial itu dilihat dari perspektif psikologistis, maka penilaian yang muncul adalah kaum remaja yang menjadi anggota geng motor tersebut sedang melampiaskan hasrat tersembunyinya.
Dalam bahasa psikoanalisis Sigmund Freud (1856-1939), kaum remaja itu lebih mengikuti kekuatan id (dorongan-dorongan agresif) ketimbang superego (hati nurani). Keberadaan ego (keakuan) mereka gagal untuk memediasi agresivitas menjadi aktivitas sosial yang dapat diterima dengan baik dalam kehidupan sosial (sublimasi).
Namun, pendekatan psikologis itu sekadar mampu mengungkap persoalan dalam lingkup individual. Itu berarti nilai-nilai etis yang berdimensi sosial cenderung untuk dihilangkan. Padahal, kehadiran geng motor lebih banyak berkaitan dengan problem sosiologis.
Definisi tentang geng itu sendiri sangat jelas identik dengan kehidupan berkelompok. Hanya saja geng memang memiliki makna yang sedemikian negatif. Geng bukan sekadar kumpulan remaja yang bersifat informal. Geng dalam bahasa Inggris adalah sebuah kelompok penjahat yang terorganisasi secara rapi. Dalam konsep yang lebih moderat, geng merupakan sebuah kelompok kaum muda yang pergi secara bersama-sama dan seringkali menyebabkan keributan. Tentunya sangat banyak faktor penyebab remaja terjerumus ke dalam kawanan geng motor. Namun, salah satu penyebab utama mengapa remaja memilih bergabung dengan geng motor adalah KURANGNYA PERHATIAN DAN KASIH SAYANG ORANGTUA. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh terlalu sibuknya kedua orang tua mereka dengan pekerjaan, sehingga perhatian dan kasih sayang kepada anaknya hanya diekspresikan dalam bentuk materi saja. Padahal materi tidak dapat mengganti dahaga mereka akan kasih sayang dan perhatian orang tua.
Pada dasarnya setiap orang menginginkan pengakuan, perhatian, pujian, dan kasih sayang dari lingkungannya, khususnya dari orang tua atau keluarganya, karena secara alamiah orang tua dan keluarga memiliki ikatan emosi yang sangat kuat. Pada saat pengakuan, perhatian, dan kasih sayang tersebut tidak mereka dapatkan di rumah, maka mereka akan mencarinya di tempat lain. Salah satu tempat yang paling mudah mereka temukan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah di lingkungan teman sebayanya. Sayangnya, kegiatan-kegiatan negatif kerap menjadi pilihan anak-anak broken home tersebut sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan eksistensinya.
Faktor lain yang juga ikut berperan menjadi alasan mengapa remaja saat ini memilih bergabung dengan geng motor adalah kurangnya sarana atau media bagi mereka untuk mengaktualisasikan dirinya secara positif.
Remaja pada umumnya, lebih suka memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Namun, ajang-ajang lomba balap yang legal sangat jarang digelar. Padahal, ajang-ajang seperti ini sangat besar manfaatnya, selain dapat memotivasi untuk berprestasi, juga sebagai ajang aktualisasi diri. Karena sarana aktualisasi diri yang positif ini sulit mereka dapatkan, akhirnya mereka melampiaskannya dengan aksi ugal-ugalan di jalan umum yang berpotensi mencelakakan dirinya dan oranglain.

Kutipan dari Pikiran Rakyat : "Solusi Alternatif Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Oji Mahroji, menginstruksikan kepada seluruh Kepala Sekolah agar tidak segan-segan menindak siswanya yang terbukti terlibat dalam organisasi geng motor, kalau perlu dikeluarkan dari sekolah. Diharapkan, tindakan tersebut dapat menekan jumlah anggota geng motor dan aksi brutal mereka."
Sebenarnya tindakan tersebut tidak sepenuhnya efektif. Butuh keberanian yang besar dan beresiko tinggi untuk melakukannya. Salah satu solusi yang bisa memperbaiki keadaan mereka secara efektif adalah peran; kepedulian; dan kasih sayang orang tua mereka sendiri.
Solusi ini akan lebih efektif, mengingat penyebab utama mereka memilih geng motor sebagai bagian kehidupannya adalah karena mereka merasa jauh dari kasih sayang orang tua. Dalam menterapi anaknya yang sudah terlanjur terlibat anggota geng motor, orang tua bisa bekerja sama dengan psikolog yang mereka percayai. Sehingga secara pasikologis sedikit demi sedikit anak akan mendapatkan kembali kenyamanan berada dalam kasih sayang orang tua serta Penanaman Nilai-nilai Agama sebagai upaya preventif terhadap peningkatan jumlah anggota geng motor di kemudian hari, perlu dilakukan penanaman nilai-nilai agama sejak dini. terutama tentang akhlaq (moral dan etika). Dengan begitu anak akan mengetahui mana yang layak dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Sehingga pada saat mereka sudah mulai berinteraksi dengan masyarakat mereka tahu batasan-batasan dan aturan yang harus dipatuhi.

Selain itu bagaimana melakukan pengendalian atau kontrol sosial atas merebaknya geng motor itu?
Dalam literatur sosiologi (Paul B Horton dan Chester L Hunt, 1964: 140-146, dan Alex Thio, 1989: 176-182), ada cara yang dapat dikerahkan untuk mengatasi deviasi sosial. Yaitu:

Internalisasi atau penanaman nilai-nilai sosial melalui kelompok informal atau formal. Lembaga-lembaga sosial, seperti keluarga dan sekolah, adalah kekuatan yang dapat membatasi meluasnya geng motor. Mekanisme pengendalian itu lazim disebut sebagai sosialisasi. Dalam proses sosialisasi itu, setiap unit keluarga dan sekolah memiliki tanggung jawab membentuk, menanamkan, dan mengorientasikan harapan-harapan, kebiasaan-kebiasaan, serta tradisi-tradisi yang berisi norma-norma sosial kepada remaja. Bahkan, hal yang harus ditegaskan adalah sosialisasi yang bersifat informal dalam lingkup keluarga jauh lebih efektif. Sebab, dalam domain sosial terkecil itu terdapat jalinan yang akrab antara orang tua dengan remaja.
Kedua, penerapan hukum pidana yang dilakukan secara formal oleh pihak negara. Dalam kaitan itu, aparat penegak hukum, seperti kepolisian, pengadilan, dan lembaga pemenjaraan, digunakan untuk mengatasi geng motor.
Keuntungannya adalah penangkapan dan pemberian hukuman kepada anggota-anggota geng motor yang melakukan tindakan kriminal mampu memberikan efek jera bagi anggota-anggota atau remaja lain.
Kerugiannya, aplikasi hukum pidana membatasi kebebasan pihak lain yang tidak berbuat serupa. Bukankah dalam masyarakat ada kelompok-kelompok pengendara sepeda motor yang memiliki tujuan-tujuan baik, misalnya untuk menyalurkan hobi automotif
Ketiga, deskriminalisasi yang berarti bahwa eksistensi geng-geng motor justru diakui secara hukum oleh negara. Tentu saja, deskriminalisasi bukan bermaksud untuk melegalisasi kejahatan, kekerasan, dan berbagai pelanggaran norma-norma sosial yang dilakukan remaja. Deskriminalisasi memiliki pengertian sebagai "kejahatan yang tidak memiliki korban". Prosedur yang dapat ditempuh adalah pihak pemerintah dan masyarakat membuka berbagai jenis ruang publik yang dapat digunakan kaum remaja untuk mengekspresikan keinginannya, terutama dalam menggunakan kendaraan bermotor. Lapangan terbuka atau arena balap bisa jadi merupakan jalan keluar terbaik.
Kehadiran geng motor merupakan fenomena sosial yang harus direspons secara proporsional oleh para sosiolog dan ahli hukum dalam mengatasi merebaknya geng-geng motor di Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

Wahyu, 1986, Wawasan ilmu Sosial Dasar, Surabaya: Usaha Nasional.
Radam,Nuerid, 1992. Manusia, Masyarakat dan
Anwar,Yesmil dan Adang. 2008 Pengantar Sosiologi Hukum.Jakarta:Grasindo.
Suryadi,Budi.2007.Sosiologi Politik.Jogjakarta;IRCiSoD.
Bandungnews
detik.com
pikiranrakyat.com
suaramerdeka.com
galamedia.com
facebook.com/moonrakerindonesia
Artikel Triyono Lukmantoro
Artikel Adrianus Meilala
Artikel Edi Setiadi

Bahasa Tubuh Yang Wajib Dikuasai Pimpinan VJ Motor

Bahasa Tubuh Yang Wajib Dikuasai Pimpinan Touring Sepeda Motor (VJ):

Gambar dibawah ini adalah sekedar contoh yang sekiranya harus dilakoni oleh ‘Petugas VJ Touring’ karena ia akan memimpin barisan grup, sudah tentu posisinya harus berada di barisan paling depan. Kemudian bahasa isyarat yang diberikan oleh VJ harus diikuti oleh peserta secara berurutan mulai dari peserta nomor dua dan terus kebelakang.

Namun pada prakteknya beberapa isyarat mempunyai arti dan makna yang berbeda. Hal ini karena disesuaikan dengan gaya dan riding style dari setiap komunitas, klub motor, jenis motor yang dipakai maupun sikap dari pengendara itu sendiri.

1. START MESIN
Petugas VJ memberikan isyarat ‘hidupkan mesin’ dengan tangan kanan keatas sambil memainkan jari telunjuk tangan kanan.
Posisi masih berhenti dan kode start harus didahului oleh klakson dari petugas SW yang ada paling belakang. Usai klakson SW tadi, VJ memberikan acungan jempol tangan kanan/kiri agar dilihat oleh semua anggota, artinya ‘ready to go.’
2. BELOK KIRI
Petugas VJ memberikan isyarat ‘belok kiri’ dengan cara mengayunkan tangan kiri sampai batas pundak sebelum ia belok ke kiri.
3. BELOK KANAN
Petugas VJ memberikan isyarat belok kanan dengan cara mengangkat tangan kiri sampai keatas helm, dengan telapak tangan kiri tebuka mengarak kekanan. Gerakan diulangi beberapa kali menunjuk kekanan.
4. BAHAYA DI SISI KIRI I
Petugas VJ memberikan isyarat ada ‘bahaya di sisi kiri’ dengan mengangkat tangan kiri, serta menurunkan tangan kirinya ke bawah sambil membuka jari telunjuknya. Menunjuk sesuatu kebawah kiri seperti ada lubang atau jalan rusak. Cara ini jauh lebih baik dari pada dengan mengangkat kaki.
5. BAHAYA DI SISI KANAN I
Sama seperti gambar di atas cuma arah tangannya berbeda dengan kondisi diatas. Kalau pengendara bisa melepas gas dengan situasi aman, maka isyarat memberikan ‘bahaya di sebelah kanan’ bisa saja dilakukan dengan mengangkat tangan kanan dan menunjuk ke arah kanan.


6. BAHAYA DI SISI KANAN II
Petugas VJ jika terpaksa memberikan isyarat ‘bahaya disisi kanan’ dengan cara mengangkat kaki kanan secukupnya. Isyarat ini bukan aksi mau menendang, tetapi hanya sekedar memberitahukan adanya bahaya dikanan karena tangan kanan pengendara harus tetap pegang handle
7. BAHAYA DI SISI KIRI II
Sama seperti gambar di atas cuma arah kakinya berbeda dengan kondisi diatas, Petugas VJ bisa juga memberikan isyarat ada ‘bahaya disisi kiri’ sambil mengangkat kaki kiri secukupnya. Sekali lagi
isyarat-isyarat menggunakan kaki bukan bermaksud menendang, tetapi hanya memberitahukan ada bahaya di kiri sementara tangan kiri pengendara harus pegang kopling.

8. TAMBAH KECEPATAN
Petugas VJ memberikan isyarat ‘tambah kecepatan’ dengan cara mengangkat tangan kiri sambil menunjukkan jari telunjuk kirinya. Isyarat ini bisa juga di lakukan dengan membuka telapak tangan kiri kemudian digerakkan kedepan berulang-ulang. Gerakan tangan yang lain, yaitu tangan kiri diangkat ke atas kemudian didorong kedepan. Isyarat ini harus melihat kondisi jalan, apakah aman serta memungkinkan kecepatan bisa ditambah.

 
 9. KURANGI KECEPATAN

Petugas VJ memberikan isyarat ‘kurangi kecepatan’ dengan cara melepas lengan tangan kiri dari handle kopling dengan secukupnya kemudian telapak tangan terbuka dimainkan atau diayunkan dengan perlahan. Bisa juga lengan tangan kiri secara besar diayun-ayunkan agar terlihat oleh semua anggota. Biasanya isyarat ini dilakukan ketika melewati tikungan-tikungan di pegunungan atau di jalan lurus dimana VJ minta kecepatan dikurangi secara perlahan, atau juga VJ minta extra perhatian daripada anggota untuk selalu “hati-hati”.
 10. RAPATKAN BARISAN

Petugas VJ memberikan isyarat ‘rapatkan barisan’ dengan mengangkat tangan kirinya keatas, mengepalkan telapak tangan kiri kemudian diayunkan beberapa kali. Isyarat ini bisa juga diartikan ketika kecepatan mendadak diminta VJ agar segera pelan dan kemudian akan berhenti karena ada bahaya. 
 11. BUAT SATU BARIS
Petugas VJ memberikan isyarat ‘buat barisan jadi satu’ dengan cara mengangkat tangan kirinya tinggi dan menempatkan telapak tangan kirinya diatas helm terbuka menghadap ke kanan, kemudian telapak tangan tadi diayunkan seperlunya. Isyarat satu baris ini juga bisa dengan mengangkat tangan kiri kemudian memberikan telunjuk satu kiri.
 12. BUAT DUA BARIS
Petugas VJ memberikan isyarat ‘buat dua baris’ dengan cara mengangkat tangan kirinya dengan memberikan kode dua jari sebagai tanda angka 2. Isyarat ini meminta formasi barisan grup menjadi dua dengan syarat kecepatan rendah. Jika kondisi dua baris sudah tidak mungkin lagi, maka secepatnya VJ memberikan isyarat satu baris (no. 11).
13. STOP/BERHENTI
Petugas VJ memberikan isyarat “berhenti/stop” dengan cara melepaskan tangan kirinya dari handle kopling kemudian telapak kirinya dibuka ke belakang sambil dimainkan atau digoyang-goyang menandakan harap segera berhenti. Isyarat ini jarang dipergunakan karena isyarat no. 10 rapatkan barisan dipakai sekaligus untuk berhenti.
Seluruh keterangan mekanisme touring, maupun bahasa isyarat VJ yang telah dipaparkan diatas bukanlah suatu hal yang baku. Sebenarnya masih banyak lagi mekanisme touring, maupun isyarat-isyarat lainnya yang bisa dipergunakan ketika berkendara bersama grup. Semua mekanisme touring dan bahasa isyarat tetap disesuaikan dengan kebutuhan, juga perkembangan dari setiap grup, komunitas, maupun klub motor yang bersangkutan.
 

HMPC Indonesia Goes to Honda Bikers Days & Ultah HMPC Indonesia